Recent Posts

    makalah pendidikan di era globalisasi


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    Arus globalisasi saat ini menimbulkan banyak sekali perubahan dari segala aspek kehidupan. Perubahan ini tidak dapat dihindari akibat ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini menggugah kesadaran masyarakat umum akan pentingnya pendidikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kewajiban bagi mereka.
    Di era globalisasi ini, Dunia pendidikan mau tak mau harus menerima perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sebagian besar bersumber dari negara-negara barat seperti: televisi, handphone, komputer dan lain-lain, tidak terkecuali pendidikan Islam yang tidak bisa lepas dari bias fenomena globalisasi ini, karena tidak mungkin pendidikan Islam hanya melalui cara-cara dasar yang seperti ceramah dalam menyampaikan materi. Tetapi pendidikan yang berbasis teknologi dalam penyampaiannya terbukti dengan adanya LCD, laboratorium bahasa.
    .
    B. Rumusan Masalah
    Bagaimana pendidikan di era globalisasi?
    C. Tujuan
    Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulis makalah ini adalah:
    Untuk mengetahui pendidikan Islam di era globalisasi ini.







    BAB II
    PEMBAHASAN
    A. Pengertian Globalisasi
    Menurut wikipedia, “kata globalisasi di ambil dari kata global yang maknanyauniversal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan kecuali sekitar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.[1] Dari perbedaan orang-orang memandang globalisasi maka muncullah masyarakat yang menerima globalisasi (masyarakat pro-globalisasi) dan masyarakat yang menolak globalisasi (masyarakat anti globalisasi).
    Setiap manusia tidak bisa terhindar dari arus globalisasi ini, kecuali dia tidak menjalin kontak dengan orang lain, tidak melihat acara-acara di televisi, tidak mendengarkan radio, dan dia hidup dengan apa adanya. Namun, hanya segelintir manusia bisa melakukan hal seperti itu karena manusia mempunyai sifat makhluk sosial yaitu selalu membutuhkan orang lain.
    “Globalisasi berawal dari transportasi dan komunikasi. Tetapi dampaknya segera terasa dalam berbagai bidang kehidupan manusia baik ekonomi, politik, perdagangan, gaya hidup, bahkan agama”. Begitu cepat masyarakat mengikuti perkembangan zaman, mereka tidak mau ketinggalan sedikitpun dari perkembangan ini. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
    1.Perubahan dalam konsep dan waktu seperti adanya telepon genggam, televisi, dan internet menjadikan komunikasi semakin cepat.
    2.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan Perdagangan international.
    3.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa.
    4.Meningkatkan masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan krisis multinasional, instalasi regional, dan lain-lain.
    B. Dampak Globalisasi
    Perkembangan zaman mengakibatkan gaya hidup manusia menjadi berubah yang semula mereka saling membutuhkan menjadi bersikap individualis dan tak peduli dengan orang lain. Globalisasi selain menghadirkan dampak ‘positif’ untuk hidup mudah, nyaman, murah, indah, maju. juga mendatangkan dampak ‘negatif’ yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan.
    Bagi masyarakat, Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang banyak menimbulkan dampak negatif yang di bawa oleh negara-negara Barat (terutama Amerika Serikat) dengan tujuan agar masyarakat mengikuti cara hidup di negara mereka. efek-efek negatif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
    1. Pemiskinan nilai spiritual. Tindakan sosial yang mempunyai nilai materi (tidak produktif) dianggap sebagai tindakan yang rasional.
    2. Jatuhnya manusia dari makhluk spiritual menjadi makhluk material.
    3. Peran agama digeser menjadi urusan akhirat sedang urusan dunia menjadi wewenang sains (sekularistik).
    4. Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan, tetapi tidak hadir dalam perilaku dan tindakan.
    5. Gabungan ikatan primordial dengan sistem politik melahirkan nepotisme, birokratisme, dan otoriterisme.
    6. Individualistic.
    7. Terjadinya frustasi eksistensial seperti hasrat yang berlebihan untuk berkuasa merasa hidupnya tidak bermakna.
    8. Terjadinya ketegangan-ketegangan informasi di kota dan di desa, kaya dan miskin, konsumeris.
    Qodri Azizy menyatakan juga bahwa globalisasi dapat berarti alat. Ketika itu, globalisasi menjadi netral artinya ia mengandung hal-hal positif jika dimanfaatkan dengan tujuan baik dan begitupun sebaliknya. Selain itu globalisasi juga bisa berarti ideologi. Ia sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat berkurang menyebabkan terjadi benturan nilai ideologis globalisasi dan nilai agama. Baik sebagai alat atau ideologi, globalisasi menjadi sebagai ancaman sekaligus tantangan.
    C. Pengaruh Globalisasi dalam Pendidikan
    Globalisasi sering diterjemahkan mendunia. Segala apapun yang terjadi di dunia begitu cepatnya menyebar di seluruh pelosok baik berupa data, temuan-temuan, bencana, peristiwa apapun. Semua orang di dunia bisa mengetahui semua itu melalui berbagai media seperti HP, TV, Radio. Malahan sekarang ada yang lebih canggih yaitu internet.
    Azyumardi Azra  mengatakan “pendidikan Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal dan ketrampilan dengan tujuan menyiapkan manusia untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Namun  hal itu tidak berjalan dengan lurus, karena pendidikan Islam dipengaruhi oleh arus globalisasi yang terjadi saat ini. Globalisasi merupakan ancaman besar bagi pendidikan Islam untuk mempertahankan nilai-nilai agama yang murni.
    “Perubahan dalam bidang pendidikan meliputi isi pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, dan lain sebagainya. salah satu aspek yang amat besar pengaruhnya adalah kurikulum.”
    Kurikulum bersifat fleksibel sehingga bisa menerima perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Namun mengakibatkan para guru kebingungan dalam menyampaikan materi. Hal ini tidak dirasakan guru saja tapi juga dialami para peserta didik. Terutama mereka yang berada pada tingkat TK (taman kanak-kanak). Mereka yang seharusnya masih bermain dan bernyanyi, mereka dituntut untuk menghafal angka-angka dengan versi bahasa Inggris, ini berlaku juga di TK Islam.
    Pendidikan Islam nampaknya masih terkungkung dalam posisi defensif (untuk tidak mengatakan tertinggal) dan tidak mempunyai posisi tawar yang kuat, apalagi ke arah otensif dalam peradaban dunia. padahal pendidikan Islam sarat dengan muatan moral dan spiritual bisa berfungsi, menjadi terapi tragedi kemanusiaan akibat dampak globalisasi.

    D. Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi
    Pendidikan Islam di zaman ini menghadapi tantangan-tantangan yang serius untuk  tetap eksis di dunia pendidikan. Adapun tantangannya adalah sebagai berikut: “Pertama, orientasi dan tujuan pendidikan. Kedua, pengelolaan (manajemen) sistem manajemen ini yang akan mempengaruhi dan mewarnai keputusan dan kebijakan yang diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan. Ketiga, hasil (out put). Bagaimana produk yang dihasilkan dari sebuah lembaga pendidikan bisa dilihat dari kualitas luaran (out putnya).[2]
    Dalam pandangan Haidar Putra Daulay menjelaskan “tantangan globalisasi bagi pendidikan Islam yaitu masalah kualitas. era global adalah era pesaing bebas. Maka akan terjadi pertukaran antar negara baik resmi maupun tidak. pertukaran manusia, barang, jasa, teknologi dan lain-lain adalah hal yang dipersaingan dalam era global ini. Untuk itu perlu dibentuk manusia yang unggul jadi kualitas SDM sangat penting untuk menentukan kualitas lembaga pendidikan, negara dan agama.
    Selain tantangan kualitas juga tantangan moral era globalisasi banyak membawa dampak negatif generasi muda sekarang sudah terpengaruh dengan pergaulan yang global. Hal-hal yang tidak  semestinya dilakukan oleh generasi muda seperti minum miras, menggunakan narkoba, melakukan seks bebas malahan menjadi kebiasaan bagi mereka. moral mereka bisa dikatakan seperti moral syaitan. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu belaka tanpa memikirkan akibatnya. Berkenaan itu maka pendidikan Islam harus semakin diefektifkan di lingkungan lembaga pendidikan Islam.












    BAB III
    PENUTUP

    Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada intinya pendidikan Islam di era globalisasi adalah pendidikan Islam yang mampu menyesuaikan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi. Maka yang harus dilakukan adalah mengembangkan sistem pendidikan yang berwawasan global agar menghasilkan out put (lulusan) dari lembaga pendidikan Islam yang lebih bermutu, supaya mereka percaya diri dalam menghadapi persaingan global


    DAFTAR PUSTAKA
    Arifi, Ahmad. (ed). 2009. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras.
    Daulay, A. Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

    [1] Prof. Dr. A. Haidar Putra Daulay, MA. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 27-20.
    [2]Arifi, Ahmad. (ed). 2009. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras.hlm. 27-20.







































































    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel