Recent Posts

    makalah pendidikan


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. LATAR BELAKANG
    Pendidikan menjadi landasan bagi kemajuan suatu bangsa dalam persaingan pasar bebas dengan segala permasalahannya. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa sejarah pendidikan suatu masyarakat/bangsa, telah membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut kepribadian nasional. Melalui proses pendidikan, watak bangsa atau kepribadian nasional tersebut dipelihara dan diperkembangkan sehingga suatu bangsa bisa menampakkan keunggulan-keunggulan dan kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan bangsa lainnya. Dan melalui proses pendidikan tersebut, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, militer, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang-bidang kehidupan kehidupan budaya lainnya. Melalui proses pendidikan pula, suatu bangsa berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang direncanakan.
    B. RUMUSAN MASALAH
    1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
    2. Apa tujuan pendidikan itu?
    C. TUJUAN
    1. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang pentingnya pendidikan
    2. Mengetahui dan memahami tujuan pendidikan


    BAB II
    PEMBAHASAN
    A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
    Secara etimologis istilah asing yang sering dipakai untuk memaknai kata pendidikan adalah; pedagogie (bahasa Yunani) dan education (bahasa Latin). Kata pedagogie sendiri merupakan rangkaian dari dua kata bahasa Yunani: pias (anak) dan ago (saya membimbing). Dengan demikian pedagogie berarti saya membimbing anak. Sedangkan kata education menurut Khursyid Ahmad berasal dari kata Latin; e, ex (out) artinya keluar, dan ducare duc (mengatur, memimpin, menyerahkan). Sehingga education memiliki arti mengumpulkan dan menyampaikan informasi (pelajaran), dan menyalurkan/menarik bakat keluar. Dalam praktik pendidikan, kegiatan-kegiatan seperti mengatur, memimpin dan mengarahkan bakat anak merupakan aktifitas utama.[1]
    Berbeda dengan negara-negara maju atau negara-negara modern yang memang sudah lama mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga menjadi negara yang makmur sejahtera serta kuat, baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya dan sebagainya; maka negara-negara yang sedang berkembang, sesuai dengan julukannya, memang baru memulai untuk bangkit mengadakan pembangunan berbagai aspek kehidupannya, baik secara ekonomi, sosial, budaya. Politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Beberapa ciri khas dari negara-negara yang sedang berkembang adalah:
    1. Secara politis, pada umumnya baru mengalami kemerdekaan atau lepas dari penjajahan barat.
    2. Secara ekonomis, pada umumnya miskin dan masih sangat bergantung pada alamnya.
    3. Secara demografis, pada umumnya padat penduduk, dengan tingkat pertambahan penduduk karena kelahiran yang tinggi.
    4. Secara budaya, kokoh berpegang pada warisan budaya tradisional secara turun-temurun. Ciri-ciri tersebut, tentunya banyak mempengaruhi, kalau tidak boleh dikatakan menentukan bentuk dan sistem pendidikan yang dikembangkannya. Dalam rangka pembangunan nasional, bangsa-bangsa yang sedang berkembang tersebut pada umumnya memang memusatkan perhatian perhatian pada pengembangan sistem pendidikan.
    nasionalnya, dalam pengertian bahwa ciri-ciri yang ada pada bangsa yang bersangkutan, menjadi dasar bagi kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikannya.
    Sedangkan dari sudut pandang terminologis, pendapat para ahli pendidikan cukup beragam dalam memberikan arti pendidikan, dan kenyataannya, pengertian pendidikanini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak terlalu jauh berbeda,berikut ini sejumlah pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli.
    1. Langeveld
    Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugasnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa atau (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujuan kepada orang yang belum dewasa.
    2. John Dewey
    Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesame manusia.
    3. Ki Hajar Dewantara
    Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala klekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
    Dari beberapa pengertian atau batasan pendidikan yang diberikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksional, namun secara essensial terdapat kesatuan unsure-unsur atau factor-faktor yang terdapat didalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya terdapat unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.[2]
    B. TUJUAN PENDIDIKAN
    Tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah satu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival) baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Manusia dalam usahanya memelihara kelanjutan hidupnya, berusaha untuk mewariskan berbagai nilai budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian, masyarakatnya bisa hidup terus. Tetapi bukan hanya itu fungsi pendidikan; fungsi pendidikan yang lain adalah pengembangan potensi-potensi pembawaan atau potensi fitrah yang ada pada individu-individu, supaya dapat dipergunakan olehnya sendiri dan seterusnya oleh masyarakat.
    Untuk menghadapi tantangan-tantangan lingkungan pada zaman yang selalu berubah. Seperti pengembangan akal anak-anak di sekolah, menyebabkan anak-anak tersebut bisa menciptakan alat-alat modern untuk mengatasi, misalnya: banjir, gempa bumi, udara dingin, angin beliung, gunung meletus, menempuh jarak yang jauh, dan lain-lainnya, dengan menciptakan alat dan teknologi modern untuk menjawab tantangandan menaggulangi masalah-masalah tersebut. Misal yang diberikan tersebut, adalah untuk membuktikan bahwa pendidikan itu hanyalah alat yang dipergunakan manusia untuk memelihara keberlangsungan kehidupannya. Dengan demikian, tujuan pendidikan itu haruslah berpangkal pada tujuan hidup manusia.
    Apa tujuan hidup, atau untuk apa kita hidup, telah menimbulkan jawaban dan pandangan-pandangan hidup yang berbeda-beda; namun islam memberikan jawaban yang tegas dalam hal ini, yaitu sebagaimana ditegaskan dalam al-qur’an, surat Adz Dzariyat 56; yang maksudnya: Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah (mengabdi) kepada-Ku. Tujuan hidup manusia menurut ajaran islam adalah “mengabdi atau berbakti kepada Allah” atau beribadah kepada Allah”. Secara umum beribadah kepada Allah berarti melaksanakan apa saja yang ditugaskan oleh Allah kepadanya dengan sebaik-sebaiknya, dengan penuh tanggung jawab. Secara operasional, ibadah tersebut diartikan sebagai “mengembangkaan sifat-sifat arau nama-nama Tuhan yang indah dalam diri manusia, dan nama-nama Allah yang indah itu dalam diri manusia, maka manusia mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi. (lihat surat Al An’am, ayat 165). Beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi” inilah tujuan hidup manusia menurut ajaran islam.
    Tujuan hidup muslim inilah yang menjadi tujuan pendidikan menurut ajaran islam, atau tujuan pendidikan islam, sepanjang sejarahnya, sejak zaman Nabi saw. sampai sekarang ini.
    Tujuan-tujuan atau obyektif-obyektif pendidikan di atas dapatlah diterjemahkan secara operasional ke dalam sillabus dan mata pelajaran yang diajarkan diberbagai tingkat pendidikan, mulai dari tingkat rendah, menengah dan perguruan tinggi, bahkan pada lembaga-lembaga pendidikan non-formal atau lembaga pendidikan luar sekolah.[3]
    Pendidikan merupakan gerbang kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Pendidikan yang berhasil dan maju sudah pasti dilakukan dengan proses dan metodologi yang baik lagi mapan.[4] Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (bapak pendidikan nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: ”pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukakn budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intelect) .
    Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan.
    1. M. J, Langeveld
    Dalam kaitannya dengan tahapan-tahapantujuan pendidikan, M. J, Langeveld mengklasifikasikan tujuan pendidikan menjadi: tujuan umum, tujuan tak lengkap, tujuan insidentil, tujuan sementara dan tujuan perantara.
    a. Tujuan Umum
    Tujuan umum disebut pula dengan tujuan akhir, tujuan lengkap dan tujuan total. Disebut tujuan akhir, karena tujuan ini merupakan akhir dari segala usaha pendidikan. Disebut tujuan lengkap, karena tujuan ini merupakan induk dari tujuan-tujuan dibawahnya, artinya setiap tujuan dalam pendidikan harus bermuara pada tujuan umum. Dikatakan tujuan total, karena untuk mencapai tujuan ini mengarahkan semua daya dan kemampuan.
    b. Tujuan Khusus
    Tujuan khusus merupakan penjabaran lebih terperinci dari tujuan umum.tujuan khusus di buat dalam rangka mempermudah pencapain tujuan umum.tujuan khusus ini biasanya disusun dengan mempertimbangkan kondisi daan situasi tertentu. Misalnya , cita-cita pembangunan suatu bangsa,tugas lembaga pendidikan tingkat pendidikan,tingkat kemampuan anak,dan lain-lain.
    c. Tujuan Tak Lengkap
    Tujuan tak lengkap adalah tujuan pendidikan yang hanya diarahkan pada sebagian Aspek; kesenian,intelektualketerampilan.tujuan pendidikan tak lengkap in harus Tetap bberlandaskan pada tujuan pendidikan secara umum.jadi tidak bisa berjalan Senndiri-sendiri.
    d. Tujuan insidentil
    Tujuan insedentil disebut juga tujuan seketika atau tujuan sesaat.tujuan ini muncul
    Secara kebetulan,secara mendadak atau tiba-tiba,dan sifatnya hanya sesaat.misalnya,tujuan untuk mengadakan hiburan atau untuk memberikan variasi dalam kehidupan sekolah maka diadakanlah karyawisata ke tempat-tempat tertentu. Dengan demikan tujuan insidentil telah selesai apabila kegiatan yang di rencanakan telah terlaksana.
    e. Tujuan sementara
    Tujuan semetara merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam face-face tertentu dari proses pendidikan misalnya, anak diberi pelajaran membaca dan menulis. Apabila anak telah pandai membaca dan menulis tujuan sementara telah tercapai. tapi tidak sampai disini sebenarnya, sebab anak di ajari membaca dan menulis agar ia dapat mengkaji literatur-literatur yang ada.inipun juga tujuan sementara. Sebegitu seterusnya sampai akhirnya bermuara pada tujuan akhir (umum)
    f. Tujuan perantara
    Tujuan perantara atau tujuan intermedier merupakan tujuan pendidikan yang menjadi sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain.misalnya,anak didik di beri pelajaran bahasa arab.tujuanya adalah agar ia bisa menaalah buku-buku yang tertulis dalam bahasa arab. Disi, belajar bahasa arab hanya sebagai alat/sarana agar anak didik mampu belajar dari literatur-literatur berbahasa arab.[5]
    2. Kihajar Dewantoro
    Adapun tujuan pendidikan menurut Kihajar Dewantoro adalah “penguasaan diri” sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang harus dituju untuk tercapainya pendidikan yang mamanusiakan manusia. Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Dalam konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem Pengajaran dan Pendidikan yang harus bersinergis satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Dan bahwasanya, tujuan pendidikan adalah tercapai kesempurnaan hidup pada anak didik.
    3. John Dewey
    Menurut John Dewey bahwa setiap tujuan pendidikan adalah usaha atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan lain yang lebih tinggi. John Dewey menekankan pada tercapainya sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.[6]
    4. JJ.Rousseau
    JJ. Rousesau berpendapat bahwa pada dasar (asal)-nya munusia baik, menjadi jelek (jahat) karena pengaruh lingkungan. Dasar pendidikan menurut Rousseau adalah pembawaan dan tujuan pendidikan ialah membentuk manusia yang bebas merdeka. Sifat pendidikan adalah individualistis dan individu (anak) itu harus dijauhkan dari pengaruh masyarakat dan bahkan dijauhkan dari orang tuanya. Hasil pemikirannya dituangkan dalam buku Le Contract Social berisi tentang ilmu kenegaraan dan Emile yang berisi bagaimana mendidik anak sampai dewasa yang baik.
    BAB III
    PENUTUP
    A. KESIMPULAN
    Pendidikan setiap bangsa pasti memiliki ideologi, nilai, cita-cita, visi, dan metode untuk meraihnya yang setia memajukan bangsa dan negaranya. Dengan demikian, sebuah proses pendidikan bukan sekedar transfer pengetahuan dan mendorong siswa agar membuat persiapan untuk menjawab pernyataan ketika musim ulangan tiba. Akan tetapi ada empat domain pokok yang mesti dipahami dan menjadi acuan dalam setiap proses pendidikan di Indonesia, yaitu agar setiap siswa mengenal dan memahami potensi dirinya sehingga merasa mantap nantinya ketika memilih satu jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Kedua, mengenal karakter dan potensi yang potensial untuk dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, memahami sejaran dan jati diri bangsanya untuk dijaga kehormatannya dan dimakmurkan rakyatnya. Keempat, guru dan siswa juga perlu memiliki wawasan regional-global meskipun sekilas mengenai apa yang tengah dan akan terjadi pada tingkat internasional
    B. SARAN
    Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari masih banyak kekurangan darai kesempurnaan isi pembahasan makalah ini, masih banyak sumber-sumber pembahasan tentang pengertian dan tujuan pendidikan, namun kami telah mencantumkan sekilas tentang pengertian dan tujuan pendidikan. Dan semoga ada manfaat bagi yang telah membaca isi makalah ini.

    DAFTAR PUSTAKA
    Kosim, Moh., Pengantar Ilmu Pendidikan (Pamekasan, Stain Pamekasan Press, 2006)
    Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009)
    Umar, Bukhari, Ilmu pendidikan islam (batusangkar : amzah, 2010)
    Nasir, Abdurahman, majalah buletin sidogiri (pasuruan)
    Rohman, Afif, Memahami pendidikan & Ilmu pendidikan (Bandung : Laksbang mediatama, 2009)


    [1] Moh. Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan (Pamekasan, Stain Pamekasan Press, 2006), hlm. 2
    [2] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 2
    [3] Bukhari Umar, Ilmu pendidikan islam (batusangkar : amzah, 2010), hlm.113
    [4] Abdurahman nasir, majalah buletin sidogiri (pasuruan), hlm 14
    [5] Moh. Kosim, Pengantar Ilmu Pendidika, hlm. 27-31
    [6] Afif Rohman, Memahami pendidikan & Ilmu pendidikan (Bandung : Laksbang mediatama, 2009), hlm.93-94












































































    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel