Recent Posts

    MAKALAH EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.
    Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam.Ushuliyah menyatakan bahwa:“al-umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
    Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi.Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan, bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi.
    Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
    Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.
    B. Rumusan Masalah
    1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan?
    2. Apa tujuan evaluasi pendidikan?
    3. Jelaskan Prinsip, Sistem, dan Jenis-jenis Evaluasi!
    BAB II
    PEMBAHASAN
    EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
    A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
    Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai pula istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
    Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Misalnya kita ambil pendapat Abudin Nata. Beliau menyatakan bahwa evaluasi adalah proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[1] Selanjutnya pendapat Oemar Hamalik, evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan
    Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi merupakan suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas.Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
    Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.
    Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam.Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.[2]
    Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
    Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam
    B. Tujuan Evaluasi
    Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:[3]
    1. Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
    2. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
    3. Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran.Pendapat senada mengungkapkan bahwa tujuan evaluasi yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompitensi/subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan eavaluasi selanjutnya.
    Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia, yaitu:
    1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
    2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rasulullah SAW. terhadap umatnya.
    3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT yaitu paling bertaqwa kepada-Nya, manusia yang sedang dalam iman atau ketaqwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.

    C. Prinsip, Sistem, dan Jenis Evaluasi Pendidikan Islam
    1. Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam[4]
    Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prisip sebagai berikut :
    a. Dalam ilmu syar’i. Prinsip utamanya adalah berjalan diatas epistemologi syar’i, tidak melewati batasan-batasannya, dan tetap pada substansinya.
    b. Valid. Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
    c. Berorientasi kepada kompetensi. Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
    d. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas). Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.
    e.  Menyeluruh (Komprehensif). Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian Anderson dan Cratwall mengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.
    f.  Bermakna. Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang https://insannst.blogspot.comberkepentingan.
    g. Objektif. Objektif dalam arti bahwa evaluasi tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektivitas dan evaluator (penilaian).
    Objektivitas dalam evaluasi antara lain ditujukkan dalam sikap-sikap evaluator sebagai berikut.[5]
    1) Sikap ash-shidqoh,yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan evaluasi,sikap ini diperintahkan oleh allah sebagai mana firman-Nya:
    $pkš‰r'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qà)®?$#©!$#(#qçRqä.uryìtBšúüÏ%ω»¢Á9$#ÇÊÊÒÈ
    Artinya:”Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.(QS.At-taubah(9);119)
    2) Sikap amanah,yakni suatu sikap pribadi yang setia,tulus hati dan jujurdalam menjalankan sesutu yang diamanahkan(dipercayakan)kepadanya.Sesungguhnya allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak.(QS An-nisa(4):58)
    ¨bÎ)©!$#öNä.ããBù'tƒbr&(#r–Šxsè?ÏM»uZ»tBF{$##’n<Î)$ygÎ=÷dr&#sŒÎ)urOçFôJs3ymtû÷üt/Ĩ$¨Z9$#br&(#qßJä3øtrBÉAô‰yèø9$$Î/4¨bÎ)©!$#$­KÏèÏR/ä3ÝàÏètƒÿ¾ÏmÎ/3¨bÎ)©!$#tb%x.$Jè‹Ïÿxœ#ZŽÅÁt/ÇÎÑÈ
    Artinya:”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
    h. Terbuka. Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
    i.  Ikhlas. Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
    j. Praktis. Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah ditafsirkan
    k.  Dicatat dan akurat. Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
    l.  Akuntabel. Evaluasi dapat dipertanggungjawabkan
    2. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam
    Sistem evaluasi yang dikembangkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berimplikasikan paedagogis sebagai berikut:
    a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah: 155
    Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur&äóÓy´Î/z`ÏiBÅ$öqsƒø:$#Æíqàfø9$#ur<Èø)tRurz`ÏiBÉAºuqøBF{$#ħàÿRF{$#urÏNºtyJ¨W9$#ur
    3̍Ïe±o0uršúïÎŽÉ9»¢Á9$#ÇÊÎÎÈ
    Artinya:“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”
    b. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya. Ini seperti pengevaluasian Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud, seperti tercantum dalam QS. Al-Naml: 27
    tA$s%ãÝàZoYy™|Mø%y‰|¹r&÷Pr&|MYä.z`ÏBtûüÎ/É‹»s3ø9$#ÇËÐÈ
    Artinya:“Berkata Sulaiman: “Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.”
    c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah Azza wa Jallaterhadap Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang menyembelih Ismail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam QS. As-Shaffat: 103-107
    !$£Jn=sù$yJn=ó™r&¼ã&©#s?urÈûüÎ7yfù=Ï9ÇÊÉÌÈçm»oY÷ƒy‰»tRurbr&ÞOŠÏdºtö/Î*¯»tƒÇÊÉÍÈô‰s%|Mø%£‰|¹!$tƒö䔍9$#
    4$¯RÎ)y7Ï9ºx‹x.“Ì“øgwUtûüÏZÅ¡ósßJø9$#ÇÊÉÎÈžcÎ)#x‹»yduqçlm;(#às¯»n=t7ø9$#ßûüÎ7ßJø9$#ÇÊÉÏÈ
    çm»oY÷ƒy‰sùur?xö/É‹Î/5OŠÏàtãÇÊÉÐÈ
    Artinya:“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
    d. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan pdnya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 31
    N¯=tæurtPyŠ#uäuä!$oÿôœF{$#$yg¯=ä.§NèOöNåkyÎztä’n?tãÏps3Í´¯»n=yJø9$#tA$s)sù’ÎTqä«Î6/Rr&Ïä!$yJó™r'Î/ÏäIwàs¯»yd
    bÎ)öNçFZä.tûüÏ%ω»|¹ÇÌÊÈ
    Artinya:“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
    e. Memberikan semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk, seperti tercantum dalam QS. Al-Zalzalah: 7-8
    `yJsùö@yJ÷ètƒtA$s)÷WÏB>o§‘sŒ#\ø‹yz¼çnttƒÇÐÈ`tBurö@yJ÷ètƒtA$s)÷WÏB;o§‘sŒ#vx©¼çnttƒÇÑÈ
    Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”.
    3. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam
    Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam antara lain sebagai berikut:[6]
    a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu. Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28
    ߉ƒÌãƒª!$#br&y#Ïeÿsƒä†öNä3Ytã4t,Î=äzurß`»|¡RM}$#$Zÿ‹Ïè|ÊÇËÑÈ
    Artinya:“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
    Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan.
    ª!$#urNä3y_t÷zr&.`ÏiBÈbqäÜç/öNä3ÏF»yg¨Bé&ŸwšcqßJn=÷ès?$\«ø‹x©Ÿ@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#
    t»|Áö/F{$#urnoy‰Ï«øùF{$#ur öNä3ª=yès9šcrãä3ô±s?ÇÐÑÈ
    Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
    Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8
    #sŒÎ*sù|Møîtsùó=|ÁR$$sùÇÐÈ4’n<Î)ury7În/u‘=xîö‘$$sùÇÑÈ
    Artinya:“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
    b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq: 19
    ¨ûãùx.÷ŽtIs9$¸)t7sÛ`tã9,t7sÛÇÊÒÈ
    Artinya:“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)”
    c. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
    d. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik.


    BAB III
    KESIMPULAN
    A. Kesimpulan
    Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dumaksud dengan evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Sedangkan evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam untuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.
    Tujuan Evaluasi yaitu :Mengetahui kadar pemahaman peserta didik. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah. Mengumpulkan informasi.Untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi/subkompetensi tertentu. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.
    Prinsip Evaluasi, yaitu: valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat, akurat, dan akuntabel.
    Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi.Jenis-jenis Evaluasi yaitu: Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif, Evaluasi penempatan (placement), dan Evaluasi Diagnostik

    B. Saran
    Demikianlah makalah ini kami susun mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca, namun kami mengharapkan kritik dan saranya demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
    DAFTAR PUSTAKA
    Kurniawan Moh Haitami Salim & Syamsul, Study Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group)
    Mudzakir Abdul Mujib & Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010)
    Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evauasi Pengajaran, (Bandung PT Remaja Rosdakarya,2008)
    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2012)
    Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam(IPI) (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012)
    Umar Bukhari Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008)

    [1]Moh Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, Study Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group), hal,240.
    [2]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2012), hal. 401
    [3]Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 211
    [4]Purwanto Ngalim, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evauasi Pengajaran, (Bandung PT Remaja Rosdakarya,2008) hal.13
    [5]Bukhari Umar Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), hal. 200
    [6]Hj.Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam(IPI) (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), hal.139

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel