Recent Posts

    MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN, LAYANAN KHUSUS, SUPERVISI SEKOLAH


    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    Pada dasarnya, manajemen humas (hubungan masyarakat) merupakan
    bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu
    organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non
    komersial.
    Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah
    Setiap pelaksanaan  program  pendidikan memerlukan adanya pengawasanatau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab terhadap keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya supervisi pendidikan itu.
    B. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana Adm/manajemen humas dalam pendidikan.?
    2. Bagaimana Adm/manajemen layanan khusus.?
    3. Bagaimana Adm/manajemen supervisi sekolah.?
    C. Tujuan
    1. Mengetahui manajemen humas pendidikan
    2. Mengetahui manajemen layanan khusus
    3. Mengetahui manajemen supervisi sekolah

    BAB II
    PEMBAHASAN
    MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN, LAYANAN KHUSUS, SUPERVISI SEKOLAH
    A. Adm/manajemen Humas Pendidikan
    1. Pengertian Humas
    Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan bersama. Manajemen humas pendidikan disebut juga manjemen komunikasi penidikan. Disini tentu saja pengertian ini berbea.Humas pendidikan menekankan hubungan, sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada bentuk hubungan penyampaian informasi. Namun demikian dalam pembahasan ini boleh diartikan sama sekedar untuk memudahkan pembatasan permasalahan.
    Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain merupakan proses pemindahan ide, penyampaian berita sendiri maupun ide dari orang lain.[1] Komponen-komponen dalam komunikasi adalah:
    a. Sumber atau sumber berita
    Adalah tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
    b. Pengirim berita
    Pengirim pesan atau ide diebut sebagai komunikator atau cooder. Pengirim berita dituntut suatu persyaratan bahasa yang harus baik. Bagi seseorang yang akan menyempaikan berita kepada orang lain, harus sehat, tidak dalam kegiatan setengah tidur, tidak gugup dan sebagainya.
    c. Berita atau pesan atau isyarat
    Berita yang disampaikan biasanya berbentuk simbol-simbol yang mengandung arti. Pesan tersebut dapat berupa: Gerak: lambaian tangan, anggukan kepala, kerlingan mata, dan sebagainya. Suara: dentuman meriam, klakson, dering, bahasa, dan sebagainya. Benda: Tanda, tulisan, bendera putih, sabuk hitam, dan sebagainya
    d. Media atau sarana penyampai berita
    Yaitu benda yang digunakan untuk menyampaikan berita misalnya, surat kabar (untuk berita tertulis) bahasa bermakna, televisi (berita gambar dan suara), seorang penyanyi dan sebagainya.
    e. Penerima berita (komunikasi)
    Yaitu orang yang diberi berita atau orang yang menjadikan sasaran untuk dipengaruhi oleh pengirim berita. Dalam teori komunikasi antara pengirim berita dengan penerima berita harus ada kepentingan bersama, ada saling pengertian dan saling ketergantungan.
    f. Tujuan komunikasi
    Seseorang yang mengirim berita tentu saja mempunyai tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan atau berita tersebut.[2]
    2. Jenis-Jenis Humas Pendidikan
    Humas pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesanya berupa masalah-masalah pendidikan. Jadi dalam kegiatan humas terkandung suatu kegiatan komunikasi. Hmas pendidikan bukan hanya terjadi di sekolah saja, akan tetapi dapat menyangkut semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan. Pentingnya Humas Pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:
    a. Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
    b. Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
    c. Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang diperlukan dari orang atau badan lain.
    d. Humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
    e. Humas memenuhi keingintahuan manusi dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
    Kegiatan humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
    1) Komunikasi formal
    Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya dan dinyatakan dengan jelas.
    2) Komunikasi informal
    Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan antara lain:
    3. Komunikasi Persekolahan
    Apabila sekolah dipandan sebagai suatu organisasi maka komunikasi yang terjadi dibedakan menjadi dua,yaitu:
    a. Komunikasi internal
    Yaitu komunikasi yang terjadi di dalam sekolah, yakni:
    1) Antara kepala sekolah dengan guru
    2) Antara kepala sekolah dengan siswa
    3) Antara kepala sekolah dengan tata usaha
    4) Antar guru dengan guru
    5) Antara guru dengan sisiwa
    6) Antara guru dengan tata usaha
    7) Antara siswa dengan tata usaha
    b. Komunikasi ekstrnal
    Yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat yakni orang tua atau wali siswa dan masyarakat pada umumnya. Ditinjau dari arah komunikasinya maka dapat dibedakan menjadi:
    1) Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang dituju. Isi komunikasi dapat berupa:
    a) Laporan
    Terdiri atas laporan perencanaan, misalkan pengajuan program kerja yang dibuat oleh sekolah kepada kepala bidang, usul kebutuhan sekolah, satuan pelajaran yang dibuat oleh guru yang ditujukan kepda sekolah dan sebagainya, dan laporan pelaksanaan program misalnya laporan penerimaan siswa baru, laporan pelaksanaan UAN dan sebagainya.
    b) Informasi
    Yaitu laporantentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak direncanakan terlebih dahulu, sebagai contoh misalnya: adanya kerusakan saluran air, ada siswa yang memenangkan lomba mengarang dan sebagainya.
    c) Keluhan dan Saran
    Dalam negara demokrasi terus terjalin suatu hubungan yang erat dan bebas antara atasan dengan bawahan. Oleh karena itu iklim demokrasi ini juga harus ditumbuhkan sebaik-baiknya. Adanya keluhan dan saran-saran dari bawahan bukan merupakan suatu yang hanya perlu diterima, tetapi juga perlu ditangani dan dilaksanakan sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran.[3]
    4. Komunikasi Dalam Sekolah
    Bentuk-bentuk komunikasi dalam sekolah yaitu
    a. Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, terjadi secara vertikal, maka arah komunikasi datang dari atas dan dari bawah atau komunikasi ke bawah dan ke atas. Komunikasi ke bawah:
    1) Pemberian petunjuk, memberikan tugas, pengarahan, penjelasan tentang pedoman pelaksnaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan sebagainya.
    2) Memberikan perintah, untuk memberikan suatu tugas di luar rutinitas, yang belum disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas, dan perintah-perintah itu.
    3) Memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan, melalui pengumuman maupun buku keliling atau edaran.
    4) Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah melaksanakan tugas dengan baik.
    b. Komunikasi antara kepala sekolah dengan tata usaha
    Wujud komunikasi ini juga seperti yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan pada jenis dan lingkup pekerjaannya
    c. Komunikasi kepala sekolah dengan siswa, dapat dilakukan dengan tertulis (pengumuman, edaran, teguran, sangsi) maupun secara lisan (pengumuman teguran dan peringatan)
    d. Komunikasi antara guru dengan guru
    Hubungan kedinaan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama dalam membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan sebagainya. Hubungan tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan tugas bersama juga untuk mempererat kekeluargaan antara kawan yang satu dengan yang lain.
    e. Komunikasi antara guru dengan tata usaha, hampir tidak ada yang bersifat formal, karena guru dan pegawai TU berkedudukan sederajat tetapi berbeda dalam jenis tugas. Jenis komunikasi yang dijalin banyak pada hal yang bersifat tidak formal, seperti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam kedinasan komunikasi di arahkan pada usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama yakni membina dan mengembangkan sekolah.
    f. Komunikasi anatara guru dengan siswa, dapat terjadi secara formal dikelas dalam proses belajar mengajar. Komunikasi tidak formal dimaksudkan untuk lebih memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan, kelebihan, watak, karakter kebiasan dan hal yang diperlukan dalam kaitannya keuksesannya belajar siswa.
    g. Komunikasi antara siswa dengan pegawai tata usaha, misalnya surat-surat keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku presensi, buku kelas dan lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang menyangkut pengajaran dan ada pula yang menyangkut urusan sekolah.
    h. Komunikasi antar siswa dengan siswa, dapat merupakan komunikasi yang formal (tetapi bukan dinas) yaitu jika terjadi didalam kelas dalam situasi belajar, tetapi lebih banyak yang bersifat non formal.
    Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan ikut bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, pasar, tokoh, dan lain sebagainya.[4]
    B. Adm/manajemen Layanan khusus
    Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlangsung begitu pesat pada masa sekarang menyebabkan guru-guru tidak bisa lagi melayani kebutuhan anak-anak akan informasi, dan guru-guru tidak bisa mengandalkan apa yang diperolehnya di bangku sekolah.
    Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong disekolah maupun di rumah. Di samping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan dapat juga mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
    Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu, manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Untuk kepentingan tersebut, di sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah, dan berusaha meningkatkan program pelayanan melalui kerja sama dengan unit-unit dinas kesehatan setempat.[5]
    1. Jenis-jenis layanan khusus
    Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
    a. Layanan Perpustakaan Peserta Didik
    Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
    Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
    b. Layanan Kesehatan Peserta Didik
    Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
    Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid-muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan
    c. Layanan Asrama Peserta Didik
    Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
    d. Layanan Bimbingan Dan Konseling
    Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
    e. Layanan Kafetaria Peserta Didik
    Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.[6]
    C. Adm/manajemen Supervisi sekolah
    1. Pengertian supervisi
    Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles sebagai berikut : “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar. Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
    Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, karena inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena bersifat demokratis.
    2. Tujuan Supervisi
    a. Tujuan Umum
    1) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri
    2) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia pembangunan dewasa yang berpancasila
    3) Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
    b. Tujuan khusus
    1) Membantu guru-guru lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
    2) Membantu guru-guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid
    3) Memperbesar kesnggupan guru mendidik murid untuk terjun ke msyarakat
    4) Memperbesar kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif
    5) Membesar ambisi guru untuk berkembang
    6) Membantu guru-guru untuk memanfaatkan pengalaman yang dimiliki
    7) Memperkenalkan karyawan baru kepada sekolah
    8) Melindungi guru daru tuntutan tak wajar dari masyarakat
    9) Mengembangkan professional guru
    3. Fungsi Supervisi
    a. Penelitian (research)
    untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan; perumusan topik; pengumpulan data, pengolahan data, dan konlusi hasil penelitian
    b. Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek daripada negative.
    c. Perbaikan (improvement) dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
    d. Pembinaan berupa bimbingan (guidance) ke arah pembinaan diri yang disupervisi.
    4. Teknik-teknik Supervisi pendidikan
    Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: teknik perseorangan dan teknik kelompok.
    a. Teknik perseorangan
    Yang dimaksud  teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
    1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
    2) Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
    3) Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.
    4) Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.
    b. Teknik Kelompok
    Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
    1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
    2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
    3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran. 
    Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.[7]
    5. Bidang Garapan Supervisi
    Sebagai bentuk penerapan di lapangan, hal yang dilakukan oleh supervise dalam rangka perbaikan situasi belajar untuk menciptakan kualitas belajar antara lain sebagai berikut :
    a. Memfasilitasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
    Sumber daya menusia sebagai modal lembaga dalam mencapai tujuan perlu dipelihara dan diberdayakan dengan baik. Berharganya sumber daya manusia diukur dari kinerja yang dihasilkan. Salah satu penentu level kinerja manusia adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ia miliki. Dalam hal ini, supervise sebagai salah satu upaya layanan professional dalam bidang pendidikan, harus mampu menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. Terdapat berbagai bentuk upaya pengembangan sumber daya manusia pendidikan yang bias digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia. Mulai dari yang sifatnya pendidikan dan latihan hingga pendidikan moral, motivasi dan perlakuan humanis. Supervisor harus memiliki visi yang jauh ke depan mengenai pendidikan. Visi tersebut harus diikuti dengan persiapan-persiapan yang matang untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang.
    b. Mendesain dan mengembangkan kurikulum
    Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan layanan dan produksi pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya menciptakan produk pendidikan yang berkualitas, marketable, kompatibel, inovatif, kompetitif, dan produktif. Upaya supervisi harus mampu memberikan jalan yang lurus untuk mencapai hal tersebut dengan cara mendesain dan mengembangkan kurikulum secara baik dan benar.[8]
    c. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
    Seorang supervisor dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan proporsional dan inovatif dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Seorang supervisor harus bersedia memfasilitasi bahan dan sarana/ prasarana pembelajaran sampai quality control layanan pendidikan. Semua aktivitas supervisi harus mengarah pada upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
    d. Menggairahkan interaksi humanis
    Interaksi yang terjadi antar warga sekolah akan mempengaruhi kinerja para staf sekolah. Interaksi yang humanis sangat diharapka bias tercipta di lingkungan sekolah, karena suasana yang harmonis dan humanis di antara staf akan mendukung produktivitas, efektivitas dan efisiensi capaian. Apabila di antara staf sekolah timbul suasana yang tidak harmonis, supervisor harus berupaya kuat untuk menciptakan jembatan-jembatan kesenjangan komunikasi humanis di antara staf sekolah. Supervisor harus memiliki inisiatif untuk menciptakan jalinan komunikasi yang efektif dan humanis di antara warga sekolah.
    e. Melaksanakan fungsi-fungsi administratif
    Supervisi merupakan mesin yang menggerakkan semua aspek-aspek administrative pencapaian tujuan. Mulai dari merencanakan, mengorganisir, sampai dengan pengawasan. Seorang pemimpin atau manajer memiliki otoritas dan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya supervisi.
    BAB III
    PENUTUP
    A. Kesimpulan
    Manajemen humas pendidikan disebut juga manjemen komunikasi penidikan. Disini tentu saja pengertian ini berbea.Humas pendidikan menekankan hubungan, sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada bentuk hubungan penyampaian informasi. Namun demikian dalam pembahasan ini boleh diartikan sama sekedar untuk memudahkan pembatasan permasalahan.
    Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.
    Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
    B. Saran
    Kritik dan saran sangan penulis harapkan demi Khasanah Kewilmuan dan perbaikan kedepannya, agar kekeliruan dan kesalahan itu semakin ter minimalisir.

    DAFTAR PUSTAKA
    Subroto, Suryo. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
    Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
    Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
    http://khotimhanifudinnajib.blogspot.co.id/2011/12/manajemen-humas-pendidikan.html
    http://hasanlombok811.blogspot.co.id/2012/03/makalah-manajemen-dan-supervisi.html
    http://diansafitri-diansafitrut.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-humas.html.
    http://amrianihamzah.blogspot.co.id/2011/10/manajemen-layanan-khusus.html.

    [1] Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).h. 154
    [2] http://diansafitri-diansafitrut.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-humas.html.
    Diakses 9 Oktober 2015 jam 19.03
    [3] Op. Cit. h. 166-169
    [4] http://khotimhanifudinnajib.blogspot.co.id/2011/12/manajemen-humas-pendidikan.html.Diakses 9 Oktober 2015 jam 19.10
    [5] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). h. 52
    [6] http://amrianihamzah.blogspot.co.id/2011/10/manajemen-layanan-khusus.html. Diakses 9 Oktober 2015 jam 19. 14.
    [7] Nama, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012). h. 311-316
    [8] http://hasanlombok811.blogspot.co.id/2012/03/makalah-manajemen-dan-supervisi.html. Diakses 9 Oktober 2015 jam 19.20
















































































































































































    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel